Pemilu Berkualitas Untuk Peradaban dan Masa Depan Bangsa Indonesia

- Jumat, 9 Juni 2023 | 11:35 WIB
Pitalis Mawardi B, Ph.D (Dosen dan Penggiat Literasi Kalimantan Barat) (Medsos)
Pitalis Mawardi B, Ph.D (Dosen dan Penggiat Literasi Kalimantan Barat) (Medsos)

BORNEOSTREET.ID- Tidak terasa pelaksanaan kontestasi pemilihan umum (pemilu) yang akan dihelat pada tanggal 14 Februari 2024 tinggal hitungan bulan, pesta demokrasi yang melibatkan seluruh bagian masyarakat ini sejatinya tidak hanya rutinitas 5 (lima) tahunan memilih pasangan presiden dan wakil presiden maupun para anggota badan perwakilan rakyat mulai dari DPR, DPD, sampai DPRD.

Lebih dari itu, pemilu akan menjadi pembuktian dari transisi peradaban dan integrasi nilai – nilai kebangsaan sebuah negara yang bernama Indonesia. Banyak hal yang dipertaruhkan dalam tiap pelaksanaan pesta rakyat ini, salah satu hal yang sangat krusial adalah kita sebagai satu bangsa dan satu tanah air di uji rasa keindonesiaan, tetapi ada nilai- nilai esensial dari setiap pelaksanaan pemilu yaitu transisi peradaban sebuah bangsa menuju perubahan yang berkesinambungan.

Setidaknya ada dua alasan utama mengapa kontestasi pemilu akan menjadi bagian episode peradaban besar bangsa kita, Pertama, Indonesia sudah menjadikan dasar dan pondasi diri yang berazaskan Pancasila sebagai panduan hidup dalam bernegara, dan negara ini di kelola berdasarkan kedaulatan rakyat.

Sila ke-4 Pancasila mengatakan,"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan." Karena itu, pemilu merupakan wadah bagi rakyat untuk memilih pemimpin (baca presiden-wakil presiden) yang akan mengelola negara, dan wakil rakyat yang akan menciptakan produk - produk  hukum untuk  rakyat sekaligus menjalankan fungsinya sebagai penyambung lidah rakyat demi kemakmuran dan kejayaan negara.

Baca Juga: Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Momentum Bergerak Memajukan SDM Indonesia

Sebagai pemimpin dan wakil rakyat dalam sebuah negara seseorang diidentikan dengan kemampuan personal dan kualitas diri yang mumpuni. kualitas diri dan kemampuan personal merupakan modal dalam mengelola negara serta menjalankan fungsi  kepemimpinan.

pemimpin juga diidentikan sebagai orang yang sudah mencapai level tertentu dapat mengambil dan meneladani makna yang tersirat dalam "hikmah kebijaksanaan", sehingga permusyawaratan dan perwakilan pun akan dapat dijalankan sebaik mungkin untuk kepentingan rakyat dan negara.

Inilah cita-cita  founding father (pendiri bangsa) kita, bangsa ini didirikan  atas dasar kemajemukan dan pluralitas, oleh karena itu bangsa ini harus dikelola oleh mereka yang sudah mampu memahami dan mengambil  "hikmah kebijaksanaan" sehingga dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan dapat menterjemahkan  nilai - nilai filosofhi tersebut sebagai bentuk keberadaban bangsa ini.

Kedua, kontestasi pemilihan umum meniscayakan dan memberikan adanya banyak alternatif pilihan gagasan yang ditawarkan oleh para kontestan sebagai upaya menyelesaikan persoalan bangsa ini.

Pemilu menjadi ajang tawar-menawar gagasan sekaligus uji publik atas setiap gagasan tersebut, yang kemudian rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi akan memilih gagasan mana yang dianggap paling tepat, rakyat di harapkan cerdas dalam memilah dan memilih kontestan sehingga mendapatkan pemimpin serta wakil yang benar - benar memiliki gagasan yang pro perubahan dan perbaikan bangsa.

dalam hal inilah dapat di katakan pemilu menjadi bagian integral  dari peradaban bangsa kita, selain itu juga dalam konteks  menyelesaikan masalah bangsa ini tidak hanya dapat dilakukan oleh satu orang dan satu kelompok orang, atau satu gagasan saja, melainkan harus dilakukan secara bersama - sama dengan semangat persatuan dan kesatuan sehingga melahirkan alternatif gagasan yang beragam. 

Sudut pandang keberagaman baik orang dan gagasan ini menjadi penting digaris bawahi, agar tidak ada lagi monopoli orang dan kelompok, maupun monopoli kebenaran akan sebuah gagasan, Inilah peradaban kita yang bernama gotong royong dan bhineka tunggal ika. 

Baca Juga: Sejarah Hari Buruh 1 Mei, Puncak Sejarah Perjuangan Para Buruh Untuk Mencapai Kesejahteraan Bersama

Tantangan Pemilu

Dua alasan yang telah disampaikan penulis dimuka setidaknya merupakan proyek peradaban bangsa Indonesia yang harus kita perjuangkan bersama - sama dengan semangat untuk memajukan negara yang kita cintai ini.

Halaman:

Editor: Pitalis Mawardi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Encourage Students to Fight Against Obesity

Kamis, 29 Juni 2023 | 08:05 WIB

Hak Individu Dalam Pemilihan Umum

Senin, 5 Juni 2023 | 09:35 WIB

Hoax Pemilu di media sosial

Sabtu, 3 Juni 2023 | 22:27 WIB

Buku adalah Jendela Dunia, Apa Iya?

Jumat, 5 Mei 2023 | 10:00 WIB

Punctuality

Minggu, 5 Februari 2023 | 19:03 WIB
X